Kamis, 24 Februari 2011

Rayuan kain Lap alias Gombal..


"sayang, aku akan selalu setia kepadamu walau apapun yang terjadi, kita akan saling mencintai sehidup semati bla bla bla..."

preeeettttt...

itulah kata2 yang sering terucap pada setiap anak manusia yang lagi jatuh cinta, yang biasa di ucapkan oleh kaum adam kepada kaum hawa, tapi aku rasa itu hanyalah unkapan kemunafikan, emosi sesaat dan sudah menyalahi qodrat.
bagaimana tidak, kalimat itu mengandung beberapa penafsiran yang negatif. mengapa..?? karena :

1. kalimat itu adalah kalimat rayuan gombal ( ngerti gombal kan..? yaitu kain lap yang gunanya untuk membersihkan lantai yang kotor dan kebanyakan tempatnya di bawah, dilantai dan sering kali juga di injak2), apakah gombal itu sangat berarti bagimu..?? 

2.kalimat itu adalah kalimat perangkap, yang digunakan untuk membuai seorang wanita, bila si wanita sudah terbuai dengan kata2nya maka masuklah mereka pada tahap berikutnya dimana mereka menghalalkan berbagai cara untuk mengikuti nafsunya. tidak perduli lagi akan dosa dan neraka, tidak malu bahwa ada malaikat yang melihat dan mencatat perbuatannya bahkan tidak peduli bahwa Allah lah Yang Maha Melihat dan tidak takut akan azab-Nya.


3. kalimat itu hanya luapan emosi sesaat yang dipacu dari syahwat, kalimat nafsu karna ketertarikan seseorang pada seseorang yang kebanyakan ketertarikannya itu berasal dari apa yang dilihat (yaitu fisik seseorang). dan yang namanya nafsu syahwat itu datangnya dari setan yang sedang berkeliling cari member buat teman entar di neraka. yang seharusnya nafsu syahwat itu harus kita tahan dan kalahkan, karna kita tau akibat dari nafsu itu banyak merugikannya ketimbang menguntungkannya.
contoh aja akibat ngikutin kehendak nafsu itu kita bisa lupa kewajiban kita, lalai terhadap amanah yang diberikan pada kita, yang paling parah kalo yang wanita hamil di luar nikah, hemm.....Naudzubillahi jangan sampek deh...

4. kalimat itu musyrik karna sudah mendahuli takdir-Nya yang belom kita ketahui. kita tau bahwa Allah lah Yang Maha Membolak-balikan Hati, jadi bagaimana jika suatu saat nanti hati dari si laki-laki atau si perempuan di alihkan pada insan yang lain (yang katanya mengisi relung hati xixixi...), apakah mereka masih bisa dikatakan setia..?? lalu dimana letak makna setia dari kalimat yang pernah diucapkannya itu tadi..??
dan bagaimana bila salah satu dari mereka dipanggil menghadap pada Yang Maha Kuasa terlebih dahulu, apakah yang satunya juga mau ikut mati juga (pasti gak mau dong hehehe...), lalu dimana letak jaji setia sehidup semati yang pernah diucapkannya tadi..??
kita tidak bisa memastikan sesuatu yang belom kita jalani, karna sesuatu yang belom kita jalani itu adalah rahasia Allah. yang bisa kita pastikan itu cuma 2 hal aja. pertama yaitu apa yang sedang kita kerjakan sekarang atau yang sudah di lalui, kita bisa pastikan bahwa itu adalah bagian dari takdir kita yang sudah terungkap, jadi itu adalah sesuatu yang pasti yang sudah atau yang sedang kita kerjakan. yang kedua yaitu mati, kalo yang ini semuanya pasti sudah tau kan kalo mati itu adalah sesuatu yang pasti, gak perlu di tunggu, tak usah dicari, tak bisa juga dihindari, karna setiap yang bernyawa itu pasti mati, itulah janji Allah, dan janji Allah itu pasti benar.

jadi masikah ada yang mau mengatakan kalimat2 semacam itu, jika masih ada sungguh dia adalah orang yang sangat pemberani atau sangat nekat. cobalah kita berkaca pada diri sendiri, apakah kita tergolong pada orang2 yang Beriman...
semoga Allah mengampuni kita semua atas semua ke kilafan yang pernah kita lakukan dan semoga hari esok bisa kita lalui dengan lebih baik dari hari kemarin, Insya Allah...Aamiin aamiin Ya Robbal Alamin...



by. raden said

Selasa, 08 Februari 2011

Dakwah Khalid bin Walid ra. di medan perang

Menurut Al-Waqidi dan lainnya, mereka berkata: Satu peristiwa, pada
pertempuran Yarmuk, keluarlah dari barisan musuh seorang panglima besar
musyrik, lalu dia menyeru Khalid bin Al-Walid untuk keluar dari barisan
kaum Muslimin. Khalid pun keluar dengan kuda tangkasnya, hingga
hampir-hampir kedua kuda itu berlaga kerana ketangkasannya. Maka
berkatalah panglima pasukan musyrik itu yang bernama Jarjah:

"Engkaukah yang dikenal Khalid, panglima pasukan ini?".

"Ya, aku Khalid pedang Allah!" jawab Khalid.

"Khalid, pedang Allah?" tanya Jarjah lagi.

"Ya", jawab Khalid. "Dan engkau siapa?"

"Aku Jarjah, panglima perang!"

"Apa maksudmu memanggil aku ke sini?" tanya Khalid.

"Hai Khalid! Bicaralah yang benar, dan jangan berdusta! Sebab orang
yang merdeka itu tidak berdusta. Dan jangan pula engkau menipuku,
kerana orang yang berkedudukan seperti engkau ini tidak akan menipu
yang lain, apa lagi bila hal itu ada pertaliannya dengan Allah!" jarjah
ingin menguji kejujuran Khalid.

"Baiklah", jawab Khalid. "Aku akan berkata benar dan menjawab sesuai dengan kehendakmu!"

"Engkau mengaku diri sebagai pedang Allah, bukan?" tanya Jarjah.

"Ya", jawab Khalid pendek

"Apakah Allah telah menurunkan pedang itu dari langit kepada Utusan
kamu, lalu dia menyerahkan pedang itu kepadamu, dan engkau tidak akan
menghunuskan kepada sesiapa pun, melainkan engkau akan mengalahkannya?"
Jarjah meminta penerangan dari Khalid.

ABDULLAH BIN HUDZAFAH AS—SAHMY

“Sepantasnyalah setiap kaum muslimin mencium kepada ‘Abdullah bin Hudzafah.
Nah Aku yang memulai !“ (‘Umar bin Khatbthab).
Pahlawan yang kita kisahkan ini, sahabat Rasulullah saw. bernama: ‘ABDULLAH BIN
HUDZAFAH AS—SAHMY.
Sebelumnya sejarah melewatkannya begitu saja, seperti milyunan orang-orang ‘Arab
lainnya. Tetapi Islamlah yang kemudian menugaskan ‘Abdullah bin Hudzhafah menemui dua
orang raja besar dunia pada zamannya, iaitu Kisra, Maharaja Persia, dan Kaisar Agung, Maharaja
Romawi. Pertemuan ‘Abdullah dengan kedua raja dunia itu abadi dalam sejarah, dan mewarnai
perjalanan sejarah itu sèndiri.
Pertemuan ‘Abdullah bin Hudzafah dengan Kisra, Maharaja Persia, terjadi pada tahun
keenam Hijriyah, iaitu ketika Rasulullah saw. mulai mengembangkan Da’wah Islam ke seluruh
pelosok dunia. Ketika itu beliau berda’wah melalui surat kepada raja-raja ‘Ajam (non Arab),
mengajak mereka masuk Islam.
11
Rasullulah saw. telah memperhitungkan resiko yang mungkin timbul dalam pekerjaan
penting ini. Para utusan akan diberangkatkan ke negeri-negeri. asing yang belum mereka kenal
selama ini. Mereka tidak paham bahasa negeri-negeri yang mereka tuju, belum mengenal selukbeluk
pemerintahan, sosial, dan budayanya. Tetapi mereka harus pergi ke sana mengajak rajaraja
asing itu meninggalkan agama mereka semula dan agar mereka menanggalkan kemegahan
dan kekuasaaan mereka, untuk tunduk kepada agama Islam yang dianut oleh suatu bangsa yang
kemaren menjadi rakyat taklukan mereka.
Memang suatu tugas yang berat dan berbahaya. Pergi ke sana berarti hilang. Kalau toh
bisa kembali, berarti suatu kelahiran baru. Kerana itu Rasulullah saw. mengum pulkan para
sahabat, kemudian beliau berpidato dihadapan mereka.
Seperti biasa, mula-mula Rasulullah saw. memuji Allah swt. dan membaca tasyahhud.
Sesudah itu beliau berkata:

ABDULLAH BIN MAS’UD RA.

Sabda Rasulullah Saw., “Siapa yang ingin membaca AJ Qur’an dengan baik seperti
diturunkan Allah, bacalah seperti bacaan lbnu Ummi ‘Abd (‘Abdullab bin Mas’ud)
36
Pada suatu hari, seorang anak gembala yang hampir baligh menghalau domba-domba
gembalaannya di jalan jalan kedil perbukitan kota Makkah, jauh dan keramaian. Dia
mengembalakan domba-domba kepunyaan seorang bangsawan Quraisy, ‘Uqbah bin Mu’aith.
Orang memanggil nama anak itu ‘Ibnu Ummi ‘Abd” Sesungguhnya namanya yang asli
“ABDULLAH” dan nama bapaknya “MAS’UD”. Nama lengkapnya “ABDUL LAH BIN
MAS’AD” -
Anak gembala itu pernah juga mendengar berita berita mengenai Nabi yang baru diutus,
serta da’wah yang dilancarkannya. Tetapi gembala kecil ini tidak mem pedulikannya. Mungkin
kerana usianya yang masih kecil, dan kerana jauhnya dan masyarakat Makkah, tempat
dimulainya da’wah tersebut.
Anak gembala ini rajin menggembalakan domba-domba majikannya. Pagi-pagi sekali
dia sudah berangkat bersama domba ke tempat gembala, dan pulang setelah hri senja.
Hari itu, anak tersebut melihat di kejauhan dua orang laki-laki menuju ke arahnya.

Kamis, 03 Februari 2011

Anas bin Malik ra.

Anas bin Malik sejak usia belianya telah mendapat talqin dua syahadat dari ibunya Al ghumaisho’, sejak itu tumbuhlah kecintaan hatinya yang bersih kepada Rasul SAW, bersemangat untuk mendengar langsung darinya, tidak heran kalau kadang telinga lebih awal merindukan dari pada penglihatan. Sudah lama anak kecil ini mendambakan bertemu langsung dengan Rasul di Mekah atau di Yatsrib sehingga ia dapat bahagia dengan pertemuannya.
Tidak berselang waktu yang lama, Yatsrib dibahagiakan oleh kedatangan Rasulullah dan sahabatnya As Siddiq yang sudah lama di damba-dambakan. Maka tidak satu pun keluarga dan hati penduduk Madinah yang tidak berbahagia. Saat itu semua pemuda menyebarkan berita setiap pagi bahwa Rasulullah SAW akan tiba di Yatsrib. Anas bin Malik bersama anak-anak yang lain yang berusaha ingin bertemu dengan Rasulullah, namun ketika belum berhasil menemuinya ia sedih.

Kisah Sa'id Al Harits dan Al Khalidah

  Rafi' bin Ubaidullah berkata, "Hisyam bin Yahya Al khanani berkata kepadaku, 'Aku ingin mengisahkan kepadamu sebuah peristiwa yang aku saksikan sendiri, dan Alloh menjadikan peristiwa itu berguna bagiku. Mudah mudahan Alloh juga menjadikannya berguna bagimu.' Aku berkata, 'Wahai Abu Al Walid (panggilan Hisyam bin Yahya), ceritakanlah peristiwa itu kepadaku!.
   "Dia berkata, 'Aku ikut serta dalam perang melawan Romawi pada 38 H. Bersama kami ada Maslamah bin 'Abdul Malik dan Abdulloh bin Al Walid bin Abdul Malik. Dalam pernang ini Al-Thuwanah ditaklukkan atas izin Alloh Azza Wajalla. Kami ditempatkan bersama pasukan dari Basrah dan Al Jazirah di suatu tempat. Kami bergantian dalam melakukan pelayanan dan penjagaan, dan menyiapkan perbekalan dan makanan ternak. bersama kami juga ada seseorang bernama Sa'id bin Al Harits, orang yang rajin beribadah, termasuk puasa dan sholat malam. Kami ingin meringankan pekerjaannya ketika dia mendapatkan giliran, tetapi dia menolak. Dia tetap menjalankan tugasnya tanpa mengurangi ibadahnya sedikitpun.